Jejak Seseorang

Thursday, June 21, 2007

Mimpi


Di Atas ...
Aku tertidur dalam mimpi,
Hamparan rumput hijau, suara musik alam lenakanku

Kutatap sekeliling indah ... indah nian.

Kuberlari dan berayun di awan,
Kutangkap suara itu semakin dekat semakin ku enggan terjaga,

Air gemercik kicauan burung hanyutkanku,
Kurungkan waktuku hentikan otak fikirku,
Ku enggan bangun ....
Tinggalkan aku dalam surgaku ini,
Karena aku dan aku ingin begini,

Saturday, December 16, 2006

Hari Ini Hujan


Duduk diberanda membaca koran, membuat kopi
hari ini hujan begitu deras
bulir air ini tetap mengalir ke tepi
kupandangi percikan air itu

sekilas kulihat dirimu
bermimpi indah ataukah lagi kesakitan
tersenyum kepadaku
terpana kemudian sedih

apakah hatimu ber-gemericik kemudian menghilang

diberanda ini kulihat sekilas dirimu
tertawa gembira kemudian menghilang

bulir air ini seperti air matamu
ku ambil dan kusiram ke mukaku
ingin kuambil semua kesedihanku sehingga kita bisa berbagi

kuingin berbagi dengan kemustahilan
tidak mengapa karena aku adalah keniscayaan

tertawalah dihadapanku sekali ini saja, diberanda ini

Friday, December 01, 2006

Seperti Biasa

datang dan pergi.
kemudian hampa.
menghilang.
Aku manusia biasa.

bercinta dengan penuh nafsu binatang.
bidadari cantik tersayang.
sejuk dan dingin.
belajar disakiti dan menangis.

ternoda dan berdosa seumur hidup adalah aku.

kekuatan itu terlalu besar.
membelenggu dengan mata nanar.
wajah putih, berseri, nan indah.
mata bercahaya, sendu, dan berbinar.
rindu dan dendam membuat berdebar.
setiap laki-laki hatinya terbelah.

bunga rawa abadi ini haruskah kubuang
padahal kutahu ia tak akan layu
harapan hati tiada terbilang
aku malu rasaku menggebu

aku laki-laki biasa
yang mencium perempuan dengan lidah
dan pena

*kutahu malam ini kutakdapat menemuimu lagi*

Tuesday, November 28, 2006

Tepian itu


pelarian itu tidak bagus apa salahnya sebuah perasaan terbungkus dusta, dunia berputar tak tentu arah yang kutahu hanya berputar, kubawakan satu cinta tapi tak akan kulepaskan sampai kutahu jiwamu kosong, bawalah duniaku tanpa banyak bertanya, lorong-lorong itu semakin menyempit, tak mengapa karena kuyakin akan ada tepi, jangan berdusta, akupun begitu, tertawa bahagia, karena memang hati tidak berduka, kekal tidak akan terjadi jika tak kucium harum tubuhmu atau tak pernah kulirik raut mukamu, berlari sampai tak ada ujung jiwa, terluka tak apa selama dirimu bahagia ,detik ini pun aku melamun alangkah indahnya dunia dengan dirimu sebagai bidadarinya begitu sempurna *melamun penuh arti tanpa makna atau mungkinkah itu luka*

Monday, November 27, 2006

Perempuan itu



Dia cuma mengangguk Dia cuma menggeleng melirik, menahan nafas dan tersenyum kepadaku dunia sudah menjadi milikmu seperti pagi di kalahari sangat eksotik, apakah kau Nymphaea caerule yang mekar di pagi hari dan tenggelam di bawah air di senja hari ataukah Nymphaea lotus ? kau telah meninggalkan aku sendiri, dan tenggelam bersama angin senja hari ini.

Tubuhmu adalah perak, Rambutmu bersinar keemasan. Seharusnya Kau berikan aku sebotol minuman. Bukan tatapanmu yang membuatku mabuk.

*Perempuan itu telah membuatku mabuk*

Thursday, November 23, 2006

Rindu


sehelai daun mengering dan jatuh
angin dingin mulai mengajakku berdansa
hari ini mulai dingin, titik-titik air mulai menyentuh kulitku
apakah ini embun atau hujan gerimis
aku sendiri tidak tahu,
yang kuingat adalah dirimu berdiri didepanku begitu dingin
ingin ku peluk dirimu,
hari ini begitu dingin
hujan gerimis, gigiku gemeretak
seperti ketika kutaklukan mahameru pada bulan desember lalu

senyummu adalah kerinduanku atau lebih
sedang apa kau disana ?
apa kau hangat,
apa kau terlindungi,
aku tak tahu,
apakah dirimu mengenakan mantel dengan bahan cinta atau kesunyian?
dirimu tak bisa kusentuh, karena hari ini disini begitu dingin, dan kau hanya sebuah mimpi
terpesona akan helai daun kering terbawa angin di atas bandung utara ini
kerinduan telah terbawa angin lenyap begitu saja
tak mengapa karena hari inipun aku akan bertemu kamu

*November 2006 musim penghujan sepertinya akan datang, aku adalah pemujamu*

Wednesday, November 22, 2006

Hari ini


melihat teman bersuka ria
aku pun tertawa
panas matahari diluar sana begitu membakar
sampai merona mukamu
tak mengapa aku suka rona wajahmu
terlebih kau sendiri tanpa tuanmu





tak mengapa panas membakar karena sore akan turun hujan

Mempesona



satu langkahmu adalah seribu satu ke ajaiban
satu senyummu padaku adalah seribu satu pujian untukku
ketika melihat wajahmu hatiku merasa damai
venus dan adonis pun akan iri
ketika kukatakan aku akan memujamu aku menjadi rikuh
dengan begitu setangkai bunga jingga akan muncul
dengan begitu sapaanmu akan semakin manis
dengan sebuah cerita kau akan ku belai
kutidurkan diatas angin
dengan begitu hatimu menjadi luluh
seorang wanita akan tetap dipuja karena itulah kodratnya
kau pegang keajaiban itu
ku kan ambil es abadi dari himalaya
atau ku ambil api dari magma hati seorang pemarah
kan kubuat patung seperti dirimu, berhias jiwa para pujangga
sekuat jiwa seorang ksatria timur
hari ini kau begitu cantik mempesona
seribu satu pujian tak akan pernah cukup
kau tahu itu.

ku akan terbang mengitarimu